salty_fish

Berangkat... Just after the sunshine..

 
“Waaahh.. Deni ajalah yang berangkat.. aku ga tau lokasinya.. nanti klo ditanya salah gimana?”  kilah si-Bob dari balik mejanya. “Ga lah.. ga apa-apa nanti juga ditunjukin sama Pak Kades lokasinya.. beliau tau koq..” balas saya. “Lagian, dah kelewat sering saya kesana.. malu dengan warga desa disana.. sudah sering survey tapi ga ada juga realisasinya..” kilah saya sembari setengah tertawa. “kamu aja.. kamu aja..” Si-bob menunjuk sambil tertawa senang. “Suit aja gimana..? Yang menang berangkat..!” tawar saya setengah iseng.
Dialog renyah antara saya dan Bob memang sering terjadi, Beliau adalah rekan kerja saya. Selisih usia kami sekitar 21 tahun tapi sering kali kami sering menyelesaikan permasalahn dengan cara yang santai ditengah-tengah keseriusan. Suit..!! kadang cara nyeleneh sederhana seperti itu kami gunakan untuk menyelesaikan masalah. Seingat saya tahun lalu kami melakukan “hompimpa” untuk memutuskan siapa yang berangkat ke Malaysia. Waktu itu kebetulan si-Bob yang ketiban untung, entah kenapa untung urusan yang enak-enak hampir selalu si-Bob yang menang.
Kali ini perjalanan dinas yang kurang menarik, Survey lokasi PLTS di Pulau Gersik..!. Pulau ini berada disebelah barat pulau Belitung. Jika berangkat dari pelabuhan Kota Tanjung Pandan waktu tempuh kepulau ini antara 4 sampai 6 jam (tergantung kondisi cuaca dilaut)dengan menggunakan kapal nelayan bermotor. Alternatif lainnya adalah melalui Pelabuhan Tanjung Ru’ (Pegantungan) yang “hanya” 2,5 sampai 3,5 jam, sedangkan jarak Kota Tanung Pandan ke Pegantungan sekitar 32 km. Yang jadi permasalahan adalah gelombang laut yang konon sedang ‘menantang’, Gelombang tinggi biasanya membuat perjalanan laut menjadi hal yang amat sangat tidak menyenangkan. Jadi wajar saja jika kami berdua saling tunjuk agar tidak berangkat, belum lagi kami harus berangkat hari minggu.
“Okee.. gini aja.. gimana klo kita berdua saja yang berangkat” jawab Bob untuk menengahi. “Ok.. Deal..!!” Jawab saya. Keputusan yang cukup adil, dengan demikian tidak ada yang merasa dirugikan.. guman saya dalam hati. Saya kemudian menghubungi Kepala Desa Pulau Gersik untuk konfirmasi kedatangan kami, oh iya.. sebenarnya kami hanya bertugas menemani rekan-rekan dari kantor induk yang bertugas sebagai pelaksana tender pembangunan PLTS di Pulau Gersik. Sebagai tuan rumah yang dianggap lebih kenal medan, kami bertugas sebagai penunjuk jalan. Di ujung Telepon Pak Kades mengingatkan kami gar berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari gelombang tinggi.
Rekan-rekan dari kantor induk meminta saya untuk menyiapkan life vest untuk sekadar berjaga-jaga. Hari Minggu, pagi-pagi sekali saya sudah menjemput rekan-rekan di Hotel untuk berangkat ke Pegantungan. Dalam hati saya sempat berguman “Alhamdulillah yah..” (#diucapkan dengan gaya artis yang lagi ngetrend), soalnya hari sebelumnya Belitung diguyur hujan. Biasanya laut jadi sedikit tenag setelah diguyur hujan. 1 Jam pertama laut masih agak tenang.. gelombang laut masih biasa-biasa saja. Saya memilih untuk menyusun life vest berjajar sebagai alas tidur, karena merasa semalam adalah.... sabtu malam.. (Halah... malah sibuk pencitraan... wkwkwkwk...). Tapi beberapa saat kemudian gelombang laut mulai terasa, dan yang menjadi masalah adalah saya sudah merasa tidak mengantuk lagi..! ga ada pilihan lain selain memegang perahu bermotor itu erat-erat sambil ngobrol bersama si-Bob. ‘Nahkoda’ Perahu kapal mulai serius memegang kemudi, sedangkan ‘awak perahu’ malah sibuk tidur gara-gara kepalanya pusing. Ditengah gelombang laut yang mulai bergejolak, kami malah asyik berseloroh dan tertawa sambil sesekali meledek ‘awak perahu’ yang berusaha untuk tidur. 2,5 jam perjalanan laut ditambah gelomang besar tidak begitu terasa disela-sela obrolan dan gurauan kami.

Tiang.. Rumput.. ilalang.. dan Langit di Pulau Gersik

Cuaca di pulau Gersik selalu panas (dan terik), hanya ada 2 pohon besar disana, ditambah beberapa pohon kelapa, sukun, dan pohon kecil lainnya yang tersebar disekeliling pulau. Dan saya selalu iseng mengambil beberapa gambar dengan kamera yang saya bawa. Saya merasa agak sedikit lega.. Tiang-tiang beton sudah berdiri diseluruh pulau ini, pertanda pembangunan mulai berjalan. Senyum ramah selalu menghiasi wajah-wajah penduduk pulau yang ingin dialiri lampu. Saya sempat tersenyum geli mendengar komentar ibu-ibu yang minta di buatkan tiang beton didepan rumahnya.. mungkin si-ibu mengira klo ingin lampu.. harus ada tiang didepan rumah-nya. Pak Kades hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala sambil berkata “Harap maklum Pak.. warga desa masih awam dan belum paham..”. Hal menarik adalah.. selalu saja anak-anak kecil mengikuti dan mengamati tingkah laku saya ketika sedang memainkan kamera. Saya suka melihat senyum-senyum itu.. Dunia yang penuh dengan kegembiraan.
Seperti biasa.. kami selalu dijamu makan siang dirumah pak Kades (karena tidak ada rumah makan disana), dan.. apapun masakannya.. ikan segar yang disajikan selalu terasa maknyuuusssss... (#gaya pak bondan).
Perahu Nelayan

Kami beranjak meninggalkan Pulau Gersik selepas istirahat sejenak sehabis sholat Dhuhur. Kami harus pulang sebelum langit mulai gelap mengingat kondisi gelobang laut hari itu.. dan benar saja.. Gelombang tinggi mulai menghempas perahu bermotor itu. Jujur saja, saya merasa sedikit cemas.. Hanya saja, saya melihat si-Bob tampak tertawa-tawa melihat ekpresi teman-teman yang mulai memejamkan mata menahan rasa mabuk laut. Sesekali Bob mengeluarkan jokes-jokes ringan untuk mencairkan suasana. Hey.. saya rasa Bob benar.. dari pada cemas melihat gelombang tinggi yang menghempas lambung kapal, lebih baik menikmatinya saja.. Saya mulai menikmati perjalanan laut itu.. “Ahh.. Aggap saja lagi naek Halilintar (Jet Coaster) di Dufan” Guman saya dalam hati.. (Lho koq Dufan.. hehehe.. pasti gara-gara Dufano Alessandro niiiih.. wkwkwk,,). Hanya saja disini Halilintarnya selama 1 jam lebih (bayangin sendiri rasaya.. hehehe..).
Semula saya duduk dibagian belakang kapal, karena itu adalah posisi yang menurut saya paling nyaman, hanya saja panas terik matahari terasa menyengat. Sebenarnya saya memilih untuk tetap duduk disana, akan tetapi dua orang di kiri dan kanan saya tampak memaksakan diri untuk tidur. Saya kemudian pindah kesisi kanan kapal, lantaran tidak ada satupun yang duduk disana. Setelah duduk disana, saya baru sadar.. kenapa tidak ada yang mau duduk disana. Gelombang laut menghempas tepat disisi kanan perahu ini, sesekali cipratan air laut membasahi muka saya. Untungnya saya mulai ‘menikmati’ gelombang ini... kali ini serasa bermain Rodeo.. Saya dan Bob sesekali tertawa dan menunggu-nunggu sesasi yang timbul ketika perahu dihantam gelombang besar. 
Happy Kid share their happiness

Sebenarnya ini bukan pelajaran baru..  tapi, lagi-lagi saya merasa di-ingatkan kembali.. setiap permasalahan akan terasa lebih ringan andai saja kita bisa sedikit saja ‘menikmati’-nya. Saya sendiri sering mengatakan, gunakan kalimat positif untuk hal-hal negatif yang kita hadapi. Setidaknya hal itu dapat menghibur diri kita sendiri atau bahkan menghadirkan energi positif untuk berani melangkah kedepan. Berbahagialah.. happy people will bring happiness around them..
there're light on the darkness

6 Responses
  1. luvrie Says:

    foto terakhir di edit ga tuh?? bias cahayanya cantik


  2. salty_fish Says:

    Gaa... Ga main edit itu..

    Aslinya lebih cantik lagi, garis-garis gitu.. itu bela-belain foto padahal perahunya masih goyang-goyang.. hehehe...


  3. luvrie Says:

    kameranya dan keseimbangan mu bagus klo gt om :-D
    4 thumbs up!


  4. ida Says:

    Pak Bob itu sepertinya,,eemmm,,agak kenal deh..hwaha..
    jadi kangen belitung ni mas..huhuhu..


  5. salty_fish Says:

    @ ida: kangen Belitong ato ...?? xixixi...

    btw, Toples permen-ku lama abisnya ga ada kamu.. hehehe..


  6. ida Says:

    kyaaaaa,,ketahuan..hwihihi.. *wong edan..

    kan ada adit?? mosok adit ga ngrampok permenmu mas? mungkin adit terlalu sedih untuk merampok permenmu yo? hwahahaha..