salty_fish
Jangan ditanya dari mana judul kenGawur-an kali ini berasal.. Hanya saja, judul ini sengaja saya pilih untuk lucu-lucuan saja. Awalnya, judul yang saya pilih adalah empati. Ah.. tapi rasanya terlalu bombastis untuk sebuah tulisan ngawur.. Sempat juga terpikir memberi judul: Lihat, Dengar, Rasakan.. tapi rasanya terlalu ‘lebay’ untuk kengawuran.. Jadi.. mumpung lagi ngawur saya katakan... Tenang Bae...!!!! Just enjoy it..

.....

Experience is the best teacher..
Begitulah bunyi sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa belajarlah dari pengalaman anda, karena pengalaman biasanya memberikan pelajaran yang tak dapat dilupakan. Peribahasa ini menyatakan sesekali gagal tak mengapa, karena hal itu dapat memperkaya pengalaman anda.
Tapi ada peribahasa lain yang berbunyi..
Only fools learn from his own..!!
Dengan kalimat lain peribahasa ini menyatakan bahwa jika anda bisa belajar dari pengalaman orang lain, kenapa harus belajar dari pengalaman anda sendiri. Intinya adalah jangan sampai gagal.!! Cukuplah orang lain yang menderita karena kegagalan. Jadi Belajarlah dari pengalaman (kegagalan) orang lain. Atau dengan kalimat lain ada yang mengatakan.. Pengalaman mu adalah guru ku..

Saya tidak bermaksud membahas kedua peribahasa ini. Bukan pula bermaksud mempertentangkan kedua buah pemikiran ahli filsafat yang menggagasnya. Toh kalau berpikir dengan pola pikir filsuf-pun kedua peribahasa ini masih bisa dikait-kaikan. Cerita ini bukan pula membahas tentang prinsip san gen suge –nya orang jepang yang (kalau tidak salah) berarti 3 fakta aktual. Mungkin bisa disebut dengan sedang belajar ber-empati. Ikut merasakan dan mencoba memahami apa yang orang lain rasakan.
Tapi ini adalah empati versi saya sendiri. Tak cukup rasanya jika anda melihat dan mendengar kemudian berusaha membayangkan untuk ikut merasakan apa yang orang lain alami. Cobalah untuk melihat, mendengar, dan rasakan sendiri apa yang orang lain alami, barulah anda bisa mengerti. (cie.. bahasanya cing...!!)

Kadang.. kita sering mengangap remeh suatu pekerjaan.. Ah.. hanya segitu aja.. gampaaaang... tapi begitu dikerjakan sendiri.. suliiiiiiitt..  Saya termasuk orang yang suka iseng (kalau tidak mau dibilang usil lebih tepatnya) mecoba banyak hal walau hasilnya jadi ga jelas.. (huehehehe..jujur..).


Suatu siang, pada jam istirahat.. kebetulan hari itu kami dapat makan siang gratis.. Nasi Bungkus, yang dengan segera di’selesaikan’.. (hag..hag..hag.. mental gratisan..). Saya melihat beberapa rekan ‘cleaning service’ masih asyik dengan mesin pemotong rumput yang bersuara berisik, membersihkan rumput yang mulai meninggi di halaman depan kantor.. Tiba-tiba pikiran iseng saya muncul.. ketika ‘Cleaning Service’ istirahat, saya kemudian gantian memotong rumput dengan mesin itu. Kebetulan saya masih mengenakan warepack plus sepatu safety, dengan enteng saya katakan, “sini gantian.. coba saya yang potong rumput..”. Awal-nya semua tanpak mudah, namun setelah beberapa lama saya berpikir.. Owh.. Ternyata ini Rasa-nya menjadi tukang potong rumput.. Dan setelah selesai memotong rumput saya putuskan bahwa.. Saya Tidak Berbakat jadi Tukang Potong Rumput..!! (wkwkwk.. ya eeyaaalaaahh... hasilnya juga aneh ga jelas tuh...).
Sebuah pelajaran sederhana membuat saya berpikir, bagaimana susahnya kerja menjadi ‘cleaning service’ dan kita harus belajar untuk memberikan penghargaan lebih bagi mereka. Saya juga sering mencoba-coba hal-hal ‘aneh’ lainnya sekadar untuk mengetahui bagaimana sih rasanya?, atau bagaimana sih cara kerjanya..??

Dilain sisi saya terkadang berpikir.. apa iya dengan cara seperti itu baru timbul rasa empati? Apa iya harus susah dulu, baru kita dapat menghargai rasa senang??


Learning by doing.. merupakan salah satu metode pembelajaran yang dinilai paling sederhana. Seseorang akan lebih paham atau lebih banyak belajar dengan melakukan sebuah pekerjaan. Benarkah??

Terkadang saya kurang setuju dengan pemikiran.. “saya dulu merasakan susahnya begini.. susahnya begitu.. jadi kamu juga harus mulai belajar dengan mengerjakan suatu hal yang dulu saya kerjakan.. agar kamu merasakan bagaimana susahnya saya dulu..”.
Saya katakan.. Acting as you want to be done.. maskudnya (klo ga salah) berbuatlah sebagaimana kamu ingin diperlakukan.. Sederhananya adalah.. jika saya pernah merasakan susah atau sakitnya suatu kejadian/keadaan, saya tentu tidak ingin mengalaminya untuk kedua kalinya, begitupun dengan orang lain. Jadi mengapa harus memperlakukan orang lain dengan cara yang sama?!. Idealnya adalah bantulah.. permudahlah orang lain.. dan kita akan mendapatkan kemudahan.




Side Story..
Beberapa hari setelah adegan potong rumput itu saya dipanggil oleh Manager, klo saya ga salah inget begini kalimatnya..
“Den.. Bagus kamu mau membantu dan bia berbaur dengan rekan-rekan disini, mulai dari yang atas.. sampai yang paling bawah..”
“Tapi.. rasa-nya koq ga enak dilihat klo kamu ikut-ikutan potong rumput.. nanti dikira saya yang menyuruh kamu..”.

Saya jadi speachless.. kemudian tertawa tebahak-bahak.. (bhwahaha.. asli kocak liat ekspresinya..).
1 Response
  1. luvrie Says:

    permisii... numpang komen ah..mumpung lg laper :-D